Medan (Inmas) --- Study Tour ini merupakan kegiatan perdana bagi siswa/i MAN 2 Langsa semenjak pandemi covid-19 yang diikuti oleh pelajar kelas XI-IIA I dan XI-IIA II. Di bimbing oleh M. Zakir l, S.Pd, M.A selaku guru pelajaran Sejarah Islam; Muhammad Yusuf, S.Pd.I selaku Waka Kesiswaaan; Nur Azizah S. Pd selaku Waka Kurikulum; Fajriani S. Pd, M. Pd dan beberapa guru lainnya. Mereka mengunjungi Istana Maimun sebagai tujuan utama dan Museum Sejarah Alquran di Medan.

Islam menyebar karena para pedagang hilir mudik yang berdagang dari Mesir, Persia, dan Cina melalui Barus-Fansur (yang terletak di ujung barat pulau Sumatera). Barus sendiri disebut sebagai perkampungan Islam di Nusantara. Kerajaan Deli merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Tanah Deli. Kerajaan ini didirikan oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan pada 1632 ketika masih di bawah kerajaan Aceh. Dan pada abad ke-19, Kesultanan Deli memisahkan diri dari Aceh dan Siak. Kemudian terdapat empat raja yang telah masuk Islam dan mengangkat Laksamana Gocah Pahlawan sebagai raja di Deli.

Istana Maimun merupakan istana peninggalan kerajaan Deli yang dipimpin oleh Sultan Arrasyid pada tahun 1973. Dan sempat ditempati oleh 4 sultan Melayu yang memimpin saat itu. Istana ini terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian bagunan  yaituu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan sayap kanan. Bangunan ini juga menghadap ke Tinur dan pada sisi depan terdapat bangunan mesjid yang sekarang dikenal dengan sebutan Mesjid Raya Medan.

Sekarang Istana Maimun dijadikan sebagai Objek Wisata sejak 2005 hingga sekarang yang banyak dikunjungi dari luar Kota bahkan luar Negara. Di dalam dan luar bangunan terdapat banyak sekali jasa dan barang yang ditawarkan, multi dari makanan/minuman dan baju adat. Dan semua peninggalan bangunan dan benda-benda masih bersifat asli.

“Ini merupakan suatu kebanggaan karena mendapat kunjungan dari Sekolah untuk kesekian kalinya, saya pribadi berharap semoga banyak siswa/i setelah mengunjungi Istana ini dapat mengambil pelajaran sejarah yang bermanfaat,” ujar Tgk. Putra Rasyid keturunan dari Sultan ke-12 Kerajaan Deli.

Tujuan kedua ialah mengunjungi Museum Alquran pertama di Sumatera Utara. Museum ini diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara oleh bapak Edy Rahmayadi pada 22 September 2019 sebagai tempat wadah penyimpanan, pemeliharaaan, konservasi, dan pameran mushaf Al-Qur’an serta warisan sejarah dan kebudayaan Islam yang dapat di akses oleh masyarakat umum. Museum ini memiliki koleksi sekitar 50 manuskrip Al-Qur’an dan Tafsir, ada juga Al-Qur’an tertua yang berusia 370 tahun dan terdapat beragam iluminasi Al-Qur’an yang terbuat dari kertas Eropa, serta beberapa benda (alat medis; serpihan kaca; nisan; botol parfum; dsb.) yang tidak sengaja di temukan saat penggalian.

Museum Alquran ini juga sudah banyak mendapat kunjungan dari berbagai instansi pendidikan. Biasanya dalam sebulan terdapat 8-12 sekolah/madrasah yang melakukan kunjungan ke museum ini. MAN 2 Langsa sendiri merupakan madrasah pertama yang berasal dari luar kota mengunjungi museum ini. 

“MasyaAllah, Alhamdulillah saya pribadi merasa sangat senang sekali dikunjungi oleh orang-orang yang berasal dari luar Sumatera Utara, ini merupakan pengalaman pertama rombongan sekolah dari luar kota ingin mengenal peninggalan-peninggalan Islam yang ada di Sumut. Semoga dengan kunjungan ke Museum ini bisa menambah khazanah kita mengenai peradaban-peradaban Islam dan semoga juga dapat mengambil pelajaran dari apa yang kita lihat disini seperti tokoh-tokoh islam dan peninggalan benda lainnya," tanggap Juraidah Hasibuan selaku staff dan pemandu di Museum Sejarah Alquran Sumatera Utara.

Selain sebagai tempat pemeliharaan, Museum Sejarah Al-Quran juga menjadi tempat riset akademis, seni, dan budaya Islam yang memberi manafaat kepada masyarakat luas dari segi ilmu, kesenian, kebudayaan, dan tentunya keagamaan. 

[FA]